. Ir. Dheka Esti Rahayu: 2014

Ir. Dheka Esti Rahayu

ditujukan untuk semua para pembaca yang selalu mengapresiasikan dirinya dalam cinta

UN-STEADY STATE RELATIONSHIP

and it will kill me, when you said "farewell"

terlalu bodoh bukan? untuk ku bertindak demikian..
ya. siapa aku?
beraninya mencintai kamu
aku. hanya seonggok daging
yang jiwa nya keropos dimakan waktu
untuk mencintaimu lewat keheningan
sembunyikan semua kenyataan sampai batas akhir
batas kemampuan ku untuk tetap bersembunyi

..


seongok daging ini mulai menyerah tuk berselimut dalam hening
bernapas di sela-sela khilaf untuk tetap mencintai bagian dari kamu
dan seluruhnya

..

kini. akan ku serahkan bulir-bulir jiwa ku yang masih tersisa
demi meluruhkan segala dosa ku
untuk tetap bertahan dalam dinginnya cintamu

..

oh. wahai kamu yang DIA utus untuk ku cintai dengan ikhlasnya!
hanya sebeginikah penilaian mu?
pada setiap gerilya ku menembus keangkuhan mu!
yang kian lama kian menusuk, merobek, memaki. miris memang nyatanya?!

..

ya. tetaplah dirimu disana
di persinggahan nyaman mu memangku bahagia mengenang jiwa masa lalu mu!
sedangkan aku akan segera berpindah
ke bagian yang kau namakan titik temu pada keseimbangan
karna akan ku segera pastikan
aku akan segera berpindah
sekalipun kau telah menemuinya

..

kamu benar
tidak ada cinta yang dipaksa
dipaksa ada dan lenyap
kapan dimulai dan berakhir
serahkan semuanya pada waktu yang agung

..

end

18:15:12

seperti patung
aku mendegap
menengadah, dan diam
tak berpindah
tahukah?
jika aku sendirian
bergeming kebingungan
berlari di antara ramai
AKU BOSAN !!!
melihat mu tak tentu arah
dan apalagi??
kau selalu tak pernah bisa ku pahami

"jika itu kebutuhanmu, akan ku cukupi
meski pun aku berkurang"

VIKRON & DHEKA

rubuh badan ku

meniadakan mu seperti lumpuh

gersang seluruh darah

kering kerontang

pemejaman yang tak kunjung menghilang

malah datang berseri-seri

rindukan bening senja

rampas semua

memaksa ada

luluh bergemuruh menarik menikam

kamu

kesalahan lain terpendam pulas

tak sengaja hadir dan mengisi

seluruhnya kau tenggelamkan mati

tertatih

terperangkap

aku

diam

... 

 

 

1825 MALAM SILAM (Romeo dan Susanti) by Dheka Esti Rahayu

siang itu, gemerincing wangi angin tebarkan bau kebabasan. satu-dua daun mati dan jatuh. bukan. bukan hanya dedaunan itu. melainkan reranting kering juga rapuh. lepas dari peraduan lamanya. aku. di sudut kecil dihinggapi kupu-kupu. menertawakan. gelisah. merona dan mengerut di dahi. "ada apa gerangan?". kata kupu-kupu seraya berbalik dan membisik riuh. semerbak pasir dalam pojok mata telanjang. menggerutu. "putri, tidakkah kau lihat ada kejanggalan?". ahh, rasanya aku sudah tak sanggup lagi. hanya untuk duduk dan terdiam. sementara yang lainnya berjaga. aku. ya. harus aku dan kedua kaki ku yang sudah tak normal lagi ini kah yang maju? sementara. mereka. dengan jumlah keadaan gelimangan mahkota. berjajar dan menghisap ganja di cerutu. tidak. aku tidak akan melakukan ini hanya untk aku seorang. ya, aku. berbicara pada langit dan mengadu pada rerumputan itu lebih damai rasanya. tertimbang harus ungkapkan pili di depan mu. kamu. iya kamu! yang masih saja duduk di sebelah pangkuan ibu mu itu. yang tak bisa tentukan sikap. keparat! aku terpaksa mengingatnya lagi. dia. ya, selama lantunan lagu ini kumainkan. dan selama melodi itu belum juga pindah dari hipotalamus otak ku! masih. dan masih ada kamu di situ. seorang. bukan. kamu itu seonggok pedang yang sangat menggiurkan untuk ku miliki. memiliki mu adalah suatu kebanggaan yang pernah aku rasakan. ya, pernah. pernah ku rasakan sebelum kamu beranjak dan memunggungi ku. suatu ketika aku gunakan engkau, sang pedang ku yang sangat aku banggakan. kau melangkah maju dan menusuk apel untuk ku nikmati. kau penuhi segalanya. rasa ini terus dan terus menjelagah di setiap sel dalam dendrit ku. sesak ku. kau tau? hah.. kau mungkin tau tapi kau anggap itu tak ada. sudahlah. aku anggap kau hanyalah kenangan. yang suatu saat mungkin hadir. dan mungkin lagi menghilang. ya. hilang. hilang seperti yang kau katakan saat kau memilih untuk pergi. atau apa?? ya kamu memang pergi. tapi nyatanya kau masih di sini. di tempat teristimewa mu. yang sama sekali belum pernah ada sesosok lain yang dapat menggantikannya.
teruntuk Romeo yang terhormat,
sudah lama kita tak berjumpa. apa kabar?
kau tau? mengingatmu adalah siksa. dan tetap mencintaimu adalah derita berkepanjangan!
(To Be Continue....)

OKSIDASI DALAM INDUSTRI



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Oksidasi merupakan proses terjadinya reaksi antara molekul oksigen dengan molekul yang ada di dalam suatu benda. Secara lebih teknis, oksidasi terjadi karena hilangnya setidaknya 1 elektron ketika 2 atau lebih zat berinteraksi. Proses oksidasi merupakan suatu proses dimana terjadianya peruraian mineral yang mengandung logam oleh oksigen (O2) sehingga menimbulkan karat yang merupakan suatu bentuk pelapukan secara kimia. Zat-zat berinteraksi tersebut bias saja melibatkan oksigen atau tidak.
Oksidasi bukanlah hal yang selalu buruk, seperti pada bembuatan baja yang mana merupakan hasil pencampuran logam logam dengan unsur tertentu. Didalam perut bumi tempat kita tinggal ternyata banyak sekali mengandung zat-zat yang berguna untuk keperluan hidup kita sehari-hari, misalnya minyak tanah, bensin, solar dan lain-lainnya yang disebut minyak bumi. Disamping itu juga terdapat unsur-unsur kimia yang berguna bagi manusia seperti bijih besi, nikel, tembaga, uranium, titanium, timah dan masih banyak lagi, beserta mineral dan batu-batuan. Salah satu zat yang terdapat di dalam bumi yang sangat berguna bagi manusia ialah air dengan rumus kimianya H2O, sebab tanpa air manusia sukar sekali mempertahankan kehidupannya. Mineral adalah suatu bahan yang banyak terdapat di dalam bumi, yang mempunyai bentuk dan ciri-ciri khusus serta mempunyai susunan kimia yang tetap. Sedangkan batu-batuan merupakan gabungan antara dua macam atau lebih mineral-mineral dan tidak mempunyai susunan kimia yang tetap. Bijih ialah mineral atau batu-batuan yang mengandung satu macam atau beberapa macam logam dalam prosentase yang cukup banyak untuk dijadikan bahan  tambang. Banyaknya logam yang terkandung dalam bijih itu berbeda-beda. Logam dalam keadaan murni jarang sekali terdapat di dalam bumi, kebanyakan  merupakan senyawa-senyawa oksida, sulfida, karbonat, dan sulfat yang merupakan bijih logam yang perlu diproses menjadi bahan logam yang bermanfaat bagi manusia.

1.2 Rumusan Masalah
1.      Apa contoh penerapan proses oksidasi dalam industri?
2.      Bagaimana proses pembuatan penerapannya?
3.      Apa saja tahap tahap pembuatannya?
4.      Bagaimana kondisi operasinya?
5.      Bagaimana target marketnya?

1.3  Tujuan
Tujuan disusunnya makalah ini adalah antara lain:
Tujuan umum:
1.3.1        Sebagai bentuk pemenuhan tugas matakuliah Proses Industri Kimia
1.3.2        Sebagai sarana pembelajaran mengenai penerapan Proses Oksidasi dalam industry
1.3.3        Sebagai wadah bertukar pikiran dari sumber-sumber lain
Tujuan khusus:
1.3.4        Mengemukakan contoh penerapan proses oksidasi dalam industry
1.3.5        Menenal proses membuatan dalam penerapannya
1.3.6        Mengetahui tahap pembuatannya
1.3.7        Memahami kondisi operasinya
1.3.8        Mengetahui target market nya

1.4  Batasan masalah
Penyusun hanya menjabarkan point-point yang tertera dalam tujuan khusus.

                 

BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Penerapan Proses Oksidasi Dalam Industri Baja
Baja merupakan campuran lagi logam-logam yang banyak digunakan dalam industri maupun rumah tangga. Baja yang digunakan pada proses pemotongan atau proses pembentukan adalah baja yang berkualitas tinggi, biasanya mengandung tungsten, molibdenum, vanadium, atau kromium dalam jumlah yang relatif besar, paduan seperti ini membuat baja cocok untuk aplikasi yang memerlukan kekuatan-tinggi, ketangguhan dan kekerasan yang tinggi. Salah satu jenis baja yang dapat digunakan untuk pengerjaan panas maupun dingin adalah baja perkakas seri AISI H 11 sampai dengan H19, yang mengandung karbon relatif rendah dan kadar kromium yang tinggi disbanding baja-baja yang lain, sehinggga dikategorikan baja kromium pengerjaan panas (hot-work chromium steel). Karena memiliki ketangguhan tinggi, kekuatan tinggi, dan keuletan yang baik, maka cocok untuk pembuatan alat-alat khusus, termasuk roda gigi pesawat pendaratan (aircraft landing), balingbaling dan poros pada helicopter Baja perkakas jenis ini mempunyai kekuatan geser yang tinggi, sehingga dapat digunakan pula dalam pekerjaan yang yang melibatkan stres tinggi seperti penempaan panas, ekstrusi, cetakan logam, cetakan plastik, dll. Untuk meningkatkan kinerja alat yang terbuat dari baja perkakas, salah satunya dapat dilakukan proses perlakuan panas agar ketangguhan dan kekerasannya meningkat, karena ketangguhan dapat mencegah terjadinya pecah sedang kekerasan dapat menghindari terjadinya defermasi lokal, sehingga geometri alat tidak berubah. Dengan proses perlakuan yang tepat dapat menghasilkan sifat kekerasan dan ketangguhan yang optimal.
Baja perkakas (tool steel) merupakan baja berkualitas tinggi yang banyak digunakan untuk membuat perkakas potong (cutting tool) atau perkakas pembentuk (forming tool). Baja perkakas diklasifikasikan atas beberapa hal, yaitu berdasarkan media quenching dalam proses pengerasannya, misalnya oli, air, atau udara ; berdasarkan kadar paduannya, seperti baja perkakas karbon (carbon tool steel), baja perkakas paduan rendah (low alloy tool steel), dan baja perkakas paduan menengah (medium. alloy tool steel) ; berdasarkan pemakaian, misalnya baja pengerjaan panas (hot-work steel), baja pengerjaan dingin (cold-work steel), dan baja kecepatan tinggi (high-speed steel). Memilih baja perkakas yang tepat untuk suatu pemakaian tertentu bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Cara pendekatan terbaik adalah dengan mengkorelasikan sifat metalurgi dari baja perkakas dengan persyaratan perkakas dalam operasinya. Adapun komposisi baja perkakas tipe H 11 seperti terlihat pada tabel 1.

Tabel 1. Komposisi baja H 11

Unsur
% Berat
C
0,33 – 0,43
Mn
0,20 – 0,50
Si
0,80 – 1,20
Cr
4,75 – 5,50
Ni
< 0,3
Mo
1,10 – 1,60
V
0,3 – 0,6
Cu
< 0,25
P
<0 span="">
S
< 0,03
Fe
89    – 91,9
Dimana perlakuan panas merupakan kombinasi operasi pemanasan dan pendinginan yang terkontrol dalam keadaan padat, untuk mendapatkan sifat-sifat tertentu pada baja atau paduan. Terjadinya perubahan sifat tersebut dikarenakan adanya perubahan struktur mikro selama proses pemanasan dan pendinginan, dimana sifat baja atau paduan sangat dipengaruhi oleh struktur mikronya. Sifat akhir hasil proses perlakuan panas selain ditentukan oleh komposisi kimia dan proses laku panas yang dialami, juga sangat dipengaruhi oleh kondisi awal specimen. Dimana kondisi awal ini banyak dipengaruhi oleh proses pengerjaan dan proses laku panas sebelumnya. Dalam pelaksanaanya proses perlakuan panas dibedakan menjadi dua, yaitu proses laku panas pada kondisi equilibrium seperti tempering dan normalizing, dan proses laku panas pada kondisi non-equilibrium seperti hardening.
Proses hardening dilakukan dengan memanaskan hingga diatas temperature kritisnya atau berada di fase austenite dengan laju pendinginan yang sangat cepat, sehingga akan diperoleh struktur martensite yang sangat keras. Proses tempering adalah pemanasan kembali hasil proses hardening pada temperature dibawah temperature kritis bawah (A1/723oC), kemudian menahan beberapa saat, selanjutnya didinginkan dengan lambat yang biasanya dilakukan dengan udara. Setelah prose tempering keuletan dan ketangguhannya akan meningkat, sekaligus menghilangkan atau mengurangi tegangan sisa, tetapi kekerasan dan kekuatannya akan berkurang.

2.2  Proses dan Kondisi Operasi Pembuatan Baja
2.2.1  Pembuatan Besi Kasar
Bahan utama untuk membuat besi kasar adalah bijih besi. Berbagai macam bijih besi yang terdapat di dalam kulit bumi berupa oksid besi dan karbonat besi, diantaranya yang terpenting adalah sebagai berikut.
2.2.1.1  Batu besi coklat (2Fe2O3 + 3H2O) dengan kandungan besi berkisar 40%.
2.2.1.2  Batu besi merah yang juga disebut hematit (Fe2O3) dengan kandungan
2.2.1.3  besi berkisar 50%. Batu besi magnet (Fe2O4) berwarna hijau tua kehitaman, bersifat magnetis dengan mengandung besi berkisar 60%.
2.2.1.4  Batu besi kalsit atau spat (FeCO3) yang juga disebut sferosiderit dengan mengandung besi berkisar 40%.
Bijih besi dari tambang biasanya masih bercampur dengan pasir, tanah liat, dan batu-batuan dalam bongkah-bongkahan yang tidak sama besar. Untuk kelancaran proses pengolahan bijih besi, bongkah-bongkah tersebut dipecahkan dengan mesin pemecah, kemudian disortir antara bijih besih dan batu-batuan ikutan dengan tromol magnet. Pekerjaan selanjutnya adalah mencuci bijih besi tersebut dan mengelompokkan menurut besarnya, bijih bijih besi halus dan butir-butir yang kecil diaglomir di dalam dapur sinter atau rol hingga berupa bola-bola yang dapat dipakai kembali sebagai isi dapur. Setelah bijih besi itu dipanggang di dalam dapur panggang agar kering dan unsur-unsur yang mudah menjadi gas keluar dari bijih kemudian dibawa ke dapur tinggi diolah menjadi besi kasar. Dapur tinggi mempunyai bentuk dua buah kerucut yang berdiri satu di atas yang lain pada alasnya. Pada bagian atas adalah tungkunya yang melebar ke bawah, sehingga muatannya dengan mudah meluncur kebawah dan tidak terjadi kemacetan. Bagian bawah melebar ke atas dengan maksud agar muatannya tetap berada di bagian ini.
Dapur tinggi dibuat dari susunan batu tahan api yang diberi selubung baja pelat untuk memperkokoh konstruksinya. Dapur diisi dari atas dengan alat pengisi. Berturut-turut dimasukkan kokas, bahan tambahan (batu kapur) dan bijih besi. Kokas adalah arang batu bara yaitu batu bara yang sudah didestilasikan secara kering dan mengandung belerang yang sangat rendah sekali. Kokas berfungsi sebagai bahan bakarnya dan membutuhkan zat asam yang banyak sebagai pengembus. Agar proses dapat berjalan dengan cepat udara pengembus itu perlu dipanaskan terlebih dahulu di dalam dapur pemanas udara. Proses pada dapur tinggi seperti dalam gambar 1.
Besi cair di dalam dapur tinggi, kemudian dicerat dan dituang menjadi besi kasar, dalam bentuk balok-balok besi kasar yang digunakan sebagai bahan ancuran untuk pembuatan besi tuang (di dalam dapur kubah), atau dalam keadaan cair dipindahkan pada bagian pembuatan baja di dalam konvertor atau dapur baja yang lain, misalnya dapur Siemen Martin. Batu kapur sebagai bahan tambahan gunanya untuk mengikat abu kokas dan batu-batu ikutan hingga menjadi terak yang dengan mudah dapat dipisahkan dari besi kasar. Terak itu sendiri di dalam proses berfungsi sebagai pelindung cairan besi kasar dari oksida yang mungkin mengurangi hasil yang diperoleh karena terbakarnya besi kasar cair itu. Batu kapur (CaCO3) terurai mengikat batu-batu ikutan dan unsur-unsur lain.
2.2.2  Proses dalam Dapur Tinggi
Prinsip dari proses dapur tinggi adalah prinsip reduksi. Pada proses ini zat karbon monoksida dapat menyerap zat asam dari ikatan-ikatan besi zat asam pada suhu tinggi. Pada pembakaran suhu tinggi + 18000 C dengan udara panas, maka dihasilkan suhu yang dapat menyelenggarakan reduksi tersebut. Agar tidak terjadi pembuntuan karena proses berlangsung maka diberi batu kapur sebagai bahan tambahan. Bahan tambahan bersifat asam apabila bijih besinya mempunyai sifat basa dan sebaliknya bahan tambahan diberikan yang bersifat basa apabila bijih besi bersifat asam. Gas yang terbentuk dalam dapur tinggi selanjutnya dialirkan keluar melalui bagian atas dan ke dalam pemanas udara. Terak yang menetes ke bawah melindungi besi kasar dari oksida oleh udara panas yang dimasukkan, terak ini kemudian dipisahkan. Proses reduksi di dalam dapur tinggi tersebut berlangsung sebagai berikut:
Zat arang dari kokas terbakar menurut reaksi : C + O2                CO2
sebagian dari CO2 bersama dengan zat arang membentuk zat yang berada ditempat yang lebih atas yaitu gas CO.
CO2+ C             2CO
    Di bagian atas dapur tinggi pada suhu 300˚ sampai 800˚C oksid besi yang lebih tinggi diubah menjadi oksid yang lebih rendah oleh reduksi tidak langsung dengan CO tersebut menurut prinsip :
Fe2O3 + CO              2FeO + CO2
Pada waktu proses berlangsung muatan turun ke bawah dan terjadi reduksi tidak langsung menurut prinsip :
                                                FeO + CO             FeO + CO2
Reduksi ini disebut tidak langsung karena bukan zat arang murni yang mereduksi melainkan persenyawaan zat arang dengan oksigen. sedangkan reduksi langsung terjadi pada bagian yang terpanas dari dapur, yaitu langsung di atas pipa pengembus. Reduksi ini berlangsung sebagai berikut.
FeO + C               Fe + CO
CO yang terbentuk itulah yang naik ke atas untuk mengadakan reduksi tidak langsung tadi. Setiap 4 sampai 6 jam dapur tinggi dicerat, pertama dikeluarkan teraknya dan baru kemudian besi. Besi yang keluar dari dapur tinggi disebut besi kasar atau besi mentah yang digunakan untuk membuat baja pada dapur pengolahan baja atau dituang menjadi balok-balok tuangan yang dikirimkan pada pabrik-pabrik pembuatan baja sebagai bahan baku. Besi cair dicerat dan dituang menjadi besi kasar dalam bentuk balok-balok besi kasar yang digunakan sebagai bahan ancuran untuk pembuatan besi tuang (di dalam dapur kubah) atau masih dalam keadaan cair dipindahkan pada bagian pembuatan baja (dapur Siemen Martin). Terak yang keluar dari dapur tinggi dapat pula dimanfaatkan menjadi bahan pembuatan pasir terak atau wol terak sebagai bahan isolasi atau sebagai bahan campuran semen. Besi cair yang dihasilkan dari proses dapur tinggi sebelum dituang menjadi balok besin kasar sebagai bahan ancuran di pabrik penuangan, perlu dicampur dahulu di dalam bak pencampur agar kualitas dan susunannya seragam. Dalam bak pencampur dikumpulkan besi kasar cair dari bermacam-macam dapur tinggi yang ada untuk mendapatkan besi kasar cair yang sama dan merata. Untuk menghasilkan besi kasar yang sedikit mengandung belerang di dalam bak pencampur tersebut dipanaskan lagi menggunakan gas dapur tinggi.
2.2.3  Pembuatan Baja dari Besi Kasar
Besi kasar sebagai hasil dari dapur tinggi masih banyak mengandung unsurunsur yang tidak cocok untuk bahan konstruksi, misalnya zat arang (karbon) yang terlalu tinggi, fosfor, belerang, silisium dan sebagainya. Unsur-unsur ini harus serendah mungkin dengan berbagai cara.
Untuk menurunkan kadar karbon dan unsur tambahan lainnya dari besi kasar digunakan dengan cara sebagai berikut.
Proses Konvertor :
2.2.3.1  Proses Bessemer untuk besi kasar dengan kadar fosfor yang rendah. Konvertor Bessemer adalah sebuah bejana baja dengan lapisan batu tahan api yang bersifat asam. Dibagian atasnya terbuka sedangkan pada bagian bawahnya terdapat sejumlah lubang-lubang untuk saluran udara. Bejana ini dapat diguling-gulingkan. Korvertor Bessemer diisi dengan besi kasar kelabu yang banyak mengandung silisium. Silisium dan mangan terbakar pertama kali, setelah itu baru zat arang yang terbakar. Pada saat udara mengalir melalui besi kasar udara membakar zat arang dan campuran tambahan sehingga isi dapat masih tetap dalam keadaan encer. Setelah lebih kurang 20 menit, semua zat arang telah terbakar dan terak yang terjadi dikeluarkan. Mengingat baja membutuhkan karbo sebesar 0,0 sampai 1,7 %, maka pada waktu proses terlalu banyak yang hilang terbakar, kekurangan itu harus ditambahy dalam bentuk besi yang banyak mengandung karbon. Dengan jalan ini kadar karbon ditingkatkan lagi. dari oksidasi besi yang terbentuk dan mengandung zat asam dapat dikurangi dengan besi yang mengandung mangan. Udara masih dihembuskan ke dalam bejana tadi dengan maksud untuk mendapatkan campuran yang baik. Kemudian terak dibuang lagi dan selanjutnya muatan dituangkan ke dalam panci penuang. Pada proses Bessemer menggunakan besi kasar dengan kandungan fosfor dan belerang yang rendah tetapi kandungan fosfor dan belerang masih tetap agak tinggi karena dalam prosesnya kedua unsur tersebut tidak terbakar sama sekali. Hasil dari konvertor Bessemer disebut baja Bessemer yang banyak digunakan untuk bahan konstruksi. Proses Bessemer juga disebut proses asam karena muatannya bersifat asam dan batu tahan apinya juga bersifat asam. Apabila digunakan muatan yang bersifat basa lapisan batu itu akan rusak akibat reaksi penggaraman
2.2.3.2  Proses Thomas untuk besi kasar dengan kadar fosfor yang tinggi. Konvertor Thomas juga disebut konvertor basa dan prosesnya adalah proses basa, sebab batu tahan apinya bersifat basa serta digunakan untuk mengolah besi kasar yang bersifat basa. Muatan konvertor Thomas adalah besi kasar putih yang banyak mengandung fosfor. Proses pembakaran sama dengan proses pada konvertor Bessemer, hanya saja pada proses Thomas fosfor terbakar setelah zat arangnya terbakar. Pengaliran udara tidak terus-menerus dilakukan karena besinya sendiri akan terbakar. Pencegahan pembakaran itu dilakukan dengan menganggap selesai prosesnya walaupun kandungan fosfor masih tetap tinggi. Guna mengikat fosfor yang terbentuk pada proses ini maka diberi bahan tambahan batu kapur agar menjadi terak. Terak yang bersifat basa ini dapat dimanfaatkan menjadi pupuk buatan yang dikenal dengan nama pupuk fosfat. Hasil proses yang keluar dari konvertor Thomas disebut baja Thomas yang biasa digunakan sebagai bahan konstruksi dan pelat ketel.
2.2.3.3  Proses Oksi, proses LD, Kaldo dan Oberhauser. Proses konvertor yang lebih modern adalah proses oksi, pada proses ini menggunakan bahan besi kasar yang mempunyai komposisi kurang baik apabila dikerjakan dengan konvertor Bessemer maupun Thomas. Disini zat asam murni dihembuskan di atas cairan dan kadang-kadang juga kedalam cairan besi, sehingga karbon, silisium, mangan dan sebagainya terbakar. Hasil pembakaran unsur-unsur tersebut ditampung oleh bahan tambahan batu kapur dan terikat menjadi terak yang mengapung di atas cairan besi. Proses pembakaran zat asam dengan zat arang terjadi pada panas yang tinggi sekali, maka diperlukan pendinginan dengan jalan memberikan tambahan baja bekas. Hasil akhir dari proses ini adalah baja oksi yang bermutu sangat baik karena pengaruh buruk dari unsur udara tidak ada. Oleh karena itu baja oksi baik sekali digunakan sebagai bahan pembuatan konstruksi dan komponen-komponen mesin, seperti : poros, baut, pasak, batang penggerak dan lain-lainnya.
Keuntungan dari proses oksi adalah sebagai berikut :
2.2.3.3.1        Waktu proses relatif pendek.
2.2.3.3.2        Hasilnya mengandung fosfor (P)dan belerang (S)    yang rendah.
2.2.3.3.3        Hasil yang diproduksi relatif lebih banyak dalam tempo yang sama dibanding proses lainnya.
2.2.3.3.4        Biaya produksi baja tiap ton lebih murah.
2.2.3.4      Proses Martin (dapur Siemen Martin). Proses lain untuk membuat baja dari bahan besi kasar adalah menggunakan dapur Siemens Martin yang sering disebut proses Martin. Dapur ini terdiri atas satu tungku untuk bahan yang dicairkan dan biasanya menggunakan empat ruangan sebagai pemanas gas dan udara. Pada proses ini digunakan muatan besi bekas yang dicampur dengan besi kasar sehingga dapat menghasilkan baja dengan kualitas yang lebih baik jika dibandingkan dengan baja Bessemer maupun Thomas. Gas yang akan dibakar dengan udara untuk pembakaran dialirkan ke dalam ruangan-ruangan melalui batu tahan api yang sudah dipanaskan dengan temperatur 600 sampai 9000 C. dengan demikian nyala apinya mempunyai suhu yang tinggi, kira-kira 18000 C. gas pembakaran yang bergerak ke luar masih memberikan panas kedalam ruang yang kedua, dengan menggunakan keran pengatur maka gas panas dan udara pembakaran masuk ke dalam ruangan tersebut secara bergantian dipanaskan dan didinginkan. Bahan bakar yang digunakan adalah gas dapur tinggi, minyak yang digaskan (stookolie) dan juga gas generator. Pada pembakaran zat arang terjadi gas CO dan CO2 yang naik ke atas dan mengakibatkan cairannya bergolak, dengan demikian akan terjadi hubungann yang erat antara api dengan bahan muatan yang dimasukkan ke dapur tinggi. Bahan tambahan akan bersenyawa dengan zat asam membentuk terak yang menutup cairan tersebut sehingga melindungi cairan itu dari oksida lebih lanjut. Setelah proses berjalan selama 6 jam, terak dikeluarkan dengan memiringkan dapur tersebut dan kemudian baja cair dapat dicerat. Hasil akhir dari proses Martin disebut baja Martin. Baja ini bermutu baik karena komposisinya dapat diatur dan ditentukan dengan teliti pada proses yang berlangsung agak lama. Lapisan dapur pada proses Martin dapat bersifat asam atau basa tergantung dari besi kasarnya mengandung fosfor sedikit atau banyak. Proses Martin asam teradi apabila mengolah besi kasar yang bersifat asam atau mengandung fosfor rendah dan sebaliknya dikatakan proses Martin basa apabila muatannya bersifat basa dan mengandung fosfor yang tinggi. Keuntungan dari proses Martin disbanding proses Bessemer dan Thomas adalah sebagai berikut :
2.2.3.4.1        Proses lebih lama sehingga dapat menghasilkan susunan yang lebih baik dengan jalan percobaan-percobaan.
2.2.3.4.2        Unsur-unsur yang tidak dikehendaki dan kotoran-kotoran dapat dihindarkan atau dibersihkan.
2.2.3.4.3        Penambahan besi bekas dan bahan tambahan lainnya pada akhir proses menyebabkan susunannya dapat diatur sebaik-baiknya.
Selain keuntungan di atas dan karena udara pembakaran mengalir di atas cairan maka hasil akhir akan sedikit mengandung zat asam dan zat lemas. Proses Martin basa biasanya masih mengandung beberapa kotoran seperti zat asam, belerang, fosfor dan sebagainya. Sedangkan pada proses Martin asam kadar kotoran-kotoran tersebut lebih kecil.
2.2.3.5      proses Bertrand Tield. Proses ini menggunakan dua buah dapur Siemens Martin. Pada dapur yang pertama dilakukan pemijaran dan pembakaran untuk memisahkan fosfor sedangkan dalam dapur kedua diisi dengan besi cair hasil dari dapur yang pertama setelah teraknya dikeluarkan. Proses di dalam dapur yang kedua tersebut juga diberi tambahan bijih besi yang baru
2.2.3.6      Prosen Hoecsch. Proses Hoecsch merupakan penyempurnaan dari proses Martin. Caranya adalah setelah muatan di dalam dapur Siemens Martin mencair kemudian langsung dikeluarkan dan dimasukkan dalam kuali yang terbuka untuk membakar fosfor dan belerang. Sementara pembakaran dilakukan dapur Siemens Martin dibersihkan dan kemudian lantai dapur ditaburi dengan serbuk bijih besi (Fe2O3 atau Fe3O4). Setelah selesai mengadakan pembakaran fosfor, belerang dan besi cair yang berada di dalam kuali tadi dimasukkan kembali ke dalam dapur Siemens Martin untuk menyelesaikan pembakaran unsur-unsur lain yang belum hilang, terutama zat arang. Setelah proses pembakaran zat arang dianggap selesai, terak yang terjadi dikeluarkan selanjutnya baja cair ditampung dalam panic penuangan untuk dituang atau dicetak menjadi balok tuangan.
2.2.3.7      Proses Dupleks. Proses ini dilakukan dengan cara mengeluarkan zat arang terlebih dahulu yang berada konvertor-konvertor dan memurnikannya di dalam dapur Siemens Martin. Proses Dupleks terutama dilakukan oleh pabrik-pabrik baja yang berada di dekat perusahaan dapur tinggi. Setelah proses di dalam dapur tinggi (setelah teraknya dihilangkan) cairan besi kasar itu dimasukkan kedalam konvertor (Bessemer atau Thomas) dan dicampur dengan batu kapur serta baja bekas dalam jumlah yang dikehendaki. Pengembusan udara di dalam konvertor dilakukan sampai kandungan fosfor menjadi rendah kira-kira 1 sampai 1,5 %, ditambah dengan kokas yang telah digiling selanjutnya memindahkan isinya ke dalam dapur Siemens Martin.
2.2.3.8      Proses Thalbot. Proses Thalbot dilakukan dengan menggunakan dapur Siemens Martin yang dapat diputar-putar dan dijungkitkan. Setelah pemijaran didalam dapur Martin, sebagian cairan dituangkan ke dalam panic tuang dan ke dalam dapur tadi sambil ditambahkan besi kasar, bijih besi dan batu kapur. Proses selanjutnya adalah menjaga agar cairan besi di dalam panic tuang tadi tidak terjadi oksidasi, artinya mengusahakan pendinginan yang cepat. Akibat dari cara ini adalah hasil yang diperoleh dalam setiap proses dari satu dapur tidak sama kualitasnya. Baja yang dihasilkan dari proses Thalbot adalah baja biasa seperti hasil dari proses konvertor Bessemer.
2.2.3.9      Dapur listrik. Dapur listrik digunakan untuk pembuatan baja yang tahan terhadap suhu tinggi. Dapur ini mempunyai keuntungan-keuntungan sebagai berikut,
2.2.3.9.1        Jumlah panas yang diperlukan dapat dapat diatur sebaik-baiknya.
2.2.3.9.2        Pengaruh zat asam praktis tidak ada.
2.2.3.9.3        Susunan besi tidak dipengaruhi oleh aliran listrik.
Sedangkan kekurangannya adalah harga listrik yang mahal. Dapur listrik dibagi menjadi dua kelompok yaitu dapur listrik busur cahaya dan dapur listrik induksi.
2.2.3.10  Dapur Cahaya. Dapur ini berdasarkan prinsip panas yang memancar dari busur api, dapur ini juga dikenal dengan sebutan dapur busur nyala api. Dapur ini merupakan suatu tungku yang bagian atasnya digantungkan dua batang arang sebagai elektroda pada arus bolak-balik atau dengan tiga buah elektroda arang yang dialirkan arus putar. Misalnya pada dapur Stassano busur api terjadi antara tiga ujung elektroda arang yang berada di atas baja yang dilebur melalui ujung elektroda itu dengan arus putar. Pada dapur Girod, arus bolak balik mengalir melalui satu elektroda yang membentuk busur api di antara kutub dan baja cair selanjutnya dikeluarkan melalui enam buah elektroda baja yang didinginkan dengan air ke dasar tungku. Pada dapur Heroult menggunakan dua elektroda arang dengan arus bolakbalik dan dapat juga menggunakan tiga buah elektroda pada arus putar. Arus listrik membentuk busur nyala dari elektroda kepada cairan dan kembali dari cairan ke elektroda lainnya.
2.2.3.11  Dapur induksi dapat dibedakan atas dapur induksi frekuensi rendah dan dapur induksi frekuensi tinggi. Pada dapur induksi dibangkitkan suatu arus induksi dalam cairan baja sehingga menimbulkan panas dalam cairan baja itu sendirii sedangkan dinding dapurnya hanya menerima pengaruh listrik yang kecil saja.
2.2.3.11.1    Dapur induksi frekuensi rendah, bekerja menurut prinsip transformator. Dapur ini berupa saluran keliling teras dari baja yang beserta isinya dipandang sebagai gulungan sekunder transformator yang dihubungkan singkat, akibat hubungan singkat tersebut di dalam dapur mengalir suatu aliran listrik yang besar dan membangkitkan panas yang tinggi. Akibatnya isi dapur mencair dan campuran-campuran tambahan dioksidasikan.
2.2.3.11.2    Dapur induksi frekuensi tinggi, dapur ini terdiri atas suatu kuali yang diberi kumparan besar di sekelilingnya. Apabila dalam kumparan dialirkan arus bolak-balik maka terjadilah arus putar didalam isi dapur. Arus ini merupakan aliran listrik hubungan singkat dan panas yang dibangkitkan sangat tinggi sehingga mencairkan isi dapur dan campuran tambahan yang lain serta mengkoksidasikannya. Hasil akhir dari dapur listrik disebut baja elektro yang bermutu sangat baik untuk digunakan sebagai alat perkakas misalnya pahat, alat tumbuk dan lain-lainnya.
2.2.3.4      Proses Dapur Aduk. Dapur aduk merupakan cara pembuatan baja yang konvensional dengan cara melebur besi kasar di dalam dapur nyala api bersama-sama dengan terak (FeO) untuk mendapatkan zat asam. Dengan cara mengaduk-aduk dengan batang besi dan ke bawah permukaan dimasukkan udara maka terjadilah suatu masa lunak dari baja yang banyak mengandung terak. Apabila gumpalan-gumpalan yang dibuat dalam dapur telah mencapai kirakira 60 kg dikeluarkan, maka langkah selajutnya adalah mengeluarkan terak dengan jalan menempanya atau dipres. Dalam proses aduk ini lebih banyak melibatkan pekerjaan tangan serta kapasitas produksi yang kecil maka cara ini dipandang tidak efisien dan jarang digunakan pada pabrik-pabrik baja









BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
3.1.1  Proses Oksidasi dapat digunakan dalam pembuatan atau industri baja.
3.1.2  Bahan utama untuk membuat besi kasar adalah bijih besi.
3.1.3  Dapur tinggi dibuat dari susunan batu tahan api yang diberi selubung baja pelat untuk memperkokoh konstruksinya.
3.1.4  Batu kapur adalah sebagai bahan tambahan gunanya untuk mengikat abu kokas dan batu-batu ikutan hingga menjadi terak yang dengan mudah dapat dipisahkan dari besi kasar.
3.1.5  Prinsip dari proses dapur tinggi adalah prinsip reduksi. Pada proses ini zat karbon monoksida dapat menyerap zat asam dari ikatan-ikatan besi zat asam pada suhu tinggi. Pada pembakaran suhu tinggi +18000C dengan udara panas, maka dihasilkan suhu yang dapat menyelenggarakan reduksi tersebut.
3.1.6  Konvertor Bessemer adalah sebuah bejana baja dengan lapisan batu tahan api yang bersifat asam. Dibagian atasnya terbuka sedangkan pad bagian bawahnya terdapat sejumlah lubang-lubang untuk saluran udara.
3.1.7  Keuntungan dari proses Martin disbanding proses Bessemer dan Thomas adalah sebagai berikut : Proses lebih lama sehingga dapat menghasilkan susunan yang lebih baik dengan jalan percobaanpercobaan, unsur-unsur yang tidak dikehendaki dan kotoran-kotoran dapat dihindarkan atau dibersihkan, penambahan besi bekas dan bahan tambahan lainnya pada akhir proses menyebabkan susunannya dapat diatur sebaik-baiknya.
3.1.8  Dapur listrik digunakan untuk pembuatan baja yang tahan terhadap suhu tinggi.


3.2  Penutup
Alahamdulillah, demikianlah yang dapat kami susun dalam makalah ini. Makalah ini kami dedikasikan untuk pemenuhan tugas Mata Kuliah Proses Industri Kimia. Kami menyadari bahwa dalam penulisan maupun penyusunan materi dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran kami harapkan dari pembaca agar terciptanya suatu media pembelajaran yang lebih baik di masa yang akan datang.




















DAFTAR PUSTAKA

Adnyana, 1993. Metalurgi Las (Welding Metalurgy), Institut Sain dan
Teknologi Nasianal, Jakarta.
Bangyo Sucahyo, 1999. Ilmu Logam, PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri,
Surakarta.
Cubberly William H, 1983, Metals Handbook Ninth Edition Vol. 1
Properties and Selection Iron and Steels. American Society For
Metals, New York.
Hari Amanto dan Daryanto, 1999, Ilmu Bahan, Bumi Aksara, Jakarta.
Yanmar Diesel. 1980. Buku Petunjuk Mesin Diesel Yanmar. PT. Yanmar
Indonesia. Jakarta.
Suyanto, 2001. Bahan Bakar dan Minyak Lumas, Sekolah Tinggi Perikanan,
Jakarta.
Tata Surdia dan Saito Shinroku, 1999, Pengetahuan Bahan Teknik, Pradnya
Paramita, Jakarta.
Warsowiwoho dan Gandhi Harahap, 1984. Bahan Bakar, Pelumas,
Pelumasan dan Servis, Pradnya Paramita, Jakarta.

welcome to the new world