Aku melihatnya.. setiap kali dia pandangi aku dan rasakan
hangatku..
Aku mengingatnya.. setiap pagi dan rekahan senyum itu
memang berbeda, semua keadaan tak akan pernah menjadi sama
Termasuk dia.. manusia yang terpilih untuk menjadi bagianku
Memang beda, perasaan ini memang nyata
Tapi mengapa sungguh memberat dan kaku untuk dituangkan lagi?
Seakan semua pijakan yang selama ini mendasari hubungan ini bisa
mengental dan mengeras..
Oh Tuhan.. aku memang tak pernah tau rencana yang Kau buat
Tapi sekali lagi, aku hanya tidak ingin menyakiti
Kejenuhan ini.. bukan. Bukan rasa jenuh. Tapi.. ini adalah
sebuah kerinduan akan masa-masa itu..
Masa dimana aku dan dia berjalan beriringan dan semua menjadi
cerah
Bukan seperti ini. Yang saling menjaga dan terlalu menjaga
Sampai tak ada sepatah kata pun yang dituangkan selain kata-kata
cinta juga rindu
Aku.. aku tak pernah menyesali apa yang telah terjadi saat ini.
Aku hanya merasa kehilangan akan apa yang telah aku dapat sebelumnya..
Dia ada untuk mencerahkan lagi jiwa yang pernah merasa sangat
mati ini
Yang mungkin sudah terlalu pudar untuk kembali dibuat nyata
Tuhan.. seandainya pun kelak ku tak bisa buat dia bahagia, kali
ini saja.. hanya kali ini aku ingin buatnya bangkit lagi, seperti apa yang
telah ku buat dulu
Dan.. setelah itu, mungkin aku ingin dia menjadi suatu yang bisa
diterima dunia..
Aku tau aku tak pantas menghakimi siapa pun di sini, yang aku
tau dan yang aku mengerti.. dia memang berbeda..
Dia ada hanya untuk dunia nya sendiri..
Dia mencoba memasukan ku berulang kali hingga dia mengerti, dia
lah yang sebenarnya tak sengaja masuk ke dunia ku
Dunia yang aku maksud di sini adalah sifat dan budaya dalam
keseharian ku
Yang aku ceritakan di sini hanya sebatas yang ku tau dan aku
sadar dan paham betul, jika apa yang aku ketahui tak sebanyak yang mereka
ketahui..
Tapi, apa salah Tuhan?
Apa salah jika aku menginginkan dia seperti yang aku mau?
Yang aku pikir itu lebih positive dan bermanfaat ketimbang dia
yang sekarang?
Aku sedih melihatnya yang selalu berada dalam bayang-bayang
keterpurukkan masalalu seperti ini..
Aku khawatir, aku takut dia akan terus seperti ini..
Aku hanya menginginkan yang terbaik untuk nya
Aku ingin dia bisa mendapatkan yang sepantasnya
Minimal yang orang lain dapatkan
Aku mencintainya Tuhan..
Aku mencintainya karena aku mencintai-Mu..
Tak ada yang aku tuntut darinya.. karena aku mengenalnya lebih
dari itu
Aku menyukainya dari sikap dan sifat naturalnya
Tapi tidak hanya aku yang berada di sekelilingnya.. ada mereka
Para manusia yang hanya bisa bicara di balik dinding
Mereka menghakiminya bak orang aneh yang tersasar dalam wahana
teknologi
Miris.. sungguh nanar mata ku setiap kali aku dengar dan lihat
itu dalam bayang kelabu
Sekali ini saja.. aku mohon Tuhan..
Aku minta beri aku petunjuk entah lewat apapun itu bentuknya
Aku.. aku hanya manusia yang sering kali kehabisan akal dan ide
untuk itu
Bahkan, aku pun sering lupa bagaimana caranya untuk menangis disaat
sebagian dunia ini mengajak ku tertawa, dan sebagian lain memaksaku untuk
menangis
Aku hanya tak akan pernah rela, jika mereka yang sepantasnya ku
bagi bahagia. Malah justru turut berduka saat ku keluarkan air mata
Hanya seorang pengecut, yang terus menerus larut dalam kesedihan
Memang penyesalan itu selalu terlambat untuk disadari,
Tapi untuk apa sebuah kesadaran tanpa usaha untuk merubahnya?
Tak ada lagi ungkapan ‘coba saja, jika..’ atau ‘dulu..’
Yang hanya ada saat ini dan hari esok
Semua kegagalan masalalu beserta antek-anteknya, hanya patut
tertulis sebagai kenangan..
Tuhan.. jika pun suatu hari nanti Kau benar-benar inginkan aku
tuk kembali, sebelum hari itu.. aku inginkan sesuatu
Untuk ayah..
aku tau begitu mulianya beliau di sana..
Begitu gelisahnya saat dia harus mengantarkan aku di ujung jalan
itu
Begitu khawatirnya dia saat melihat ku menjalani hari baru di
sini
Sedang dia tak pernah sekali pun berusaha berkata bahwa dia
menyayangiku
Atau pun sekali saja dia ucapakan “selamat ulang tahun” disaat
usia ku bertambah
Yang dia tau, dia percaya bahwa aku bisa melakukannya sendiri
Bahwa sudah saatnya aku menata hidup baru di sini
Bahwa aku adalah putrinya yang beliau kasihi walau dengan
tanggung jawab tinggi
Aku sayang dia Tuhan.. aku begitu menyayanginya
Setiap kali ku lihat photo keluarga dan kenangan sebelum photo
itu diambil
Sungguh ku rindukan saat-saat itu Tuhan..
Untuk bunda..
Aku.. aku tak bisa mendeskripsikan kata-kata yang ingin aku
sampaikan
Setiap kali ku ingat.. dan saat mengetik secarik cerita ini pun
air mata ku menets deras dan sesak
Aku.. aku sayang bunda..
Aku kangen bunda..
Aku kangen dimarahi disetiap pagi jika ku telat bangun tidur
Dan semarah-marahnya, dia tak pernah sekali pun membenci ku
Segelas susu dan beberapa roti juga nasi di kotak makan selalu
sudah siap di meja makan..
Aku rindu untuk mencium tangan mu bunda.. aku rindu untuk
berpamitan dan meminta uang saku padamu dengan memanja..
Bahkan hingga ku duduk di bangku SMA, saking cemas dan
khawatirnya jika aku sakit, sering kali kau suapi aku ditengah malam saat ku
sedang mengerjakan pr ku
Aku rindu bunda..
Aku rindu saat aku menjahilimu saat kau memasak..
Aku rindu berbagi tawa dengan mu
Tak ada yang dapat menyamai dirimu di sini bunda
Kau lah satu-satunya wanita sempurna yang perah ku kenal
Kau tak pantas untuk bersusah-susah di sana sedang ku
bersenang-senang di sini
Aku akan berusaha juga bunda
Akan ku bawa gelar sarjana teknik saat ku pulang 4 tahun nanti
Akan ku bahagiakan engkau dan mengajak kau ke tempat yang kau
sukai
Akan ku belikan engkau dengan semua benda dengan warna kesukaan
mu
Akan ku hiasi segala penjuru rumah dengan mawar merah kesukaanmu
Tapi yang paling penting adalah akan ku bagi seluruh cinta,
kasih, juga sisa waktu ku untuk tetap membuatmu tersenyum..
Aku takut bunda, jika suatu saat Tuhan memanggil ku, aku tak
bisa merasakan pelukan terakhirmu..
Aku takut bunda, jika suatu saat aku merasa sangat sakit dan tak
ada yang mengerti aku sebaik kau merawatku
Aku.. aku sayang kau bunda..
Tuhan.. telah begitu banyak rangkaian kata ini..
Tapi hanya sedikit saja yang dapat mewakili perasaan ku
Tapi yang aku tau
Inilah cara ku untuk mengungkapakm sesuatu
Bukan lagi dengan amarah eperti dulu, tapi dengan keihklasan dan
tetap berpikir ke arah yang sepatutnya
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa. Karena dengan rahmat dan karunia-Nya lah sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas mata kuliah Kimia Organik dengan membahas tentang Gasohol,
Energi yang Ramah Lingkungan dalam bentuk makalah ini. Selama menyelesaikan
makalah ini mulai dari persiapan hingga selesai, penulis banyak mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan kali ini, atas bantuan dan
dorongan moril maupun materiil penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih
kepada:
1.Dosen
bidang studi Kimia Organik, Ibu Salamah S.Si, M.Si, yang telah memberikan tugas
dan petunjuk sehingga penulis termotivasi menyelesaikan makalah ini,
2.Orang
tua yang selalu memberi semangat,
3.Sahabat-sahabat
yang selalu member motivasi dan dorongan juga banyak membantu dalam
penyelesaian makalih ini,
4.Pihak-pihak
lain yang turut mendo’akan untuk suksesnya pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari
masih banyak kekurangan. Hal ini disebabkan karena terbatasnya penanggapan dan
pengetahuan yang ada pada diri penulis. Kritik
konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah
selanjutnya. Semoga makalah yang
mengankat tema tentang Gasohol ini dapat membantu menambah wawasan dan
pengetahuan pembaca, serta dapat membuat pembaca berpikir lebih kritis dalam
mengembangkan suatu energi dan teknologi yang ramah lingkungan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi
sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sendiri
sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Aamiin
Yogyakarta,November 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………i
Daftar Isi…………………………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang …………………………………………......1
1.2.Rumusan Masalah ………………………………………….2
1.3.Batasan Masalah……………………………………………2
1.4.Tujuan ……………………………………………………...2
1.5.Manfaat …………………………………………………….3
1.6.Landasan Teori …………………………………………….3
BAB II PEMBAHASAN
2.1Proses Pembuatan Bio-Etanol ………………………………5
2.1.1
Proses Gelatinasai …………………………………….7
2.1.2 Proses
Fermentasi ……………………………………8
2.1.3
Proses Distilasi ………………………………………9
2.2Cara Pembuatan Bio-Etanol ……………………………….9
2.3Proses Pembuatan Gasoline…………………………….…..13
2.4Proses Blending untuk Mendapatkan Gasohol …………….14
2.5Manfaat Penggunaan Gasohol ……………………………..15
BAB IV PENUTUP
4.1Kesimpulan…………………………………………………...
16
4.2Saran…………………………………………………………. 16
DAFTAR PUSTAKA
………………………………………………..18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar
Belakang
Saat ini penggunaan BBM didominasi
oleh penggunaan bensin untuk keperluan kendaraan pribadi berupa mobil dan
motor. Gasoline atau bensin yang selama ini kita kenal merupakan bahan bakar
pada kendaraan bermotor yang tidak ramah lingkungan. Karena pada gasoline atau
bensin terdapat timbal yang dapat menguap bebas ke udara. Untuk mencegah
pemanasan yang terlalu cepat pada mesin kendaraan, biasanya bensin ditambah
tetraetillead (TEL) dengan rumus molekul (C2H5)4
dan agar hasil pembakaran tidak tertimbun dalam mesin, maka ditambahkan
1,2-dibromo metana ke dalam bensin, sehingga pada pembakaran dihasilkan PbBr2
yang mudah menguap dan bebas ke udara. Kerugian dari proses ini adalah
terjadinya pencemaran udara oleh timbale (Pb). Namun, akhir-akhir ini TEL telah
diganti dengan MTBE (Metil Tersier Butil Eter) dan yang bertujuan untuk
mengurangi pencemaran udara.
Beberapa Negara seperti Amerika
Serikat dan Eropa telah digunakan Gasohol sebagai bahan bakar mesin kendaraan
bermotor. Yang pada dasarnya Gasohol merupakan campuranbensin dan alkohol. Etanol yang secara
teoretik memiliki angka oktan di atas standar maksimal bensin, cocok diterapkan
sebagai substitusi sebagian ataupun keseluruhan pada mesin bensin. Terdapat
beberapa karakteristik internal ethanol yang menyebabkan penggunaan etanol pada
mesin lebih baik daripada gasolin. Etanol memiliki angka research octane 108.6
dan motor octane 89.7. Angka tersebut (terutama research octane) melampaui
nilai maksimal yang mungkin dicapai oleh gasolin. Sebagai catatan, bensin yang
dijual Pertamina memiliki angka research octane 88. Angka oktan pada bahan
bakar mesin menunjukkan kemampuannya menghindari terbakarnya campuran udara dan
bahan bakar sebelum waktunya (self-ignition). Terbakarnya campuran udara dan bahan
bakar di dalam mesin sebelum waktunya akan menimbulkan fenomena ketuk (knocking) yang berpotensi menurunkan
daya mesin, bahkan bisa menimbulkan kerusakan serius pada komponen mesin.
Oleh karena itu, penulis sengaja mengangkat
tema tentang Gasohol karena tema ini dirasa menarik untuk dibahas. Selain itu,
pembaca juga dapat mempelajarinya lebih jauh dengan maksud menambah pegetahuan,
wawasan juga mampu berpikir lebih kritis lagi demi terciptanya suatu energi
yang bersih dari pencemaran lingkungan.
1.2Rumusan
Masalah
Dalam
pembuatan makalah ini penulis merumuskan beberapa rumusan masalah, di
antaranya:
1.2.1Apa yang dimaksud dengan Gasohol?
1.2.2Apa manfaat dalam penggunaan Gasohol?
1.2.3Apa saja proses dalam pembuatan Gasohol?
1.2.4Bagaimana cara membuat Gasohol?
1.3Tujuan
Tujuan
dingkatnya “Gasohol” menjadi topik dalam makalah ini adalah:
1.3.1Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Gasohol,
1.3.2Dapat mengetahui manfaat dari Gasohol,
1.3.3Dapat mengetahui proses pembuatan Gasohol,
1.3.4Dapat mengetahui cara pembuatan Gasohol,
1.4Batasan Masalah
Untuk mempermudah pemahaman dalam
pembuatan makalah ini penulis sengaja hanya membahas tentang pengertian
Gasohol, manfaat yang ditimbukan dalam penggunaan Gasohol, dan proses dan cara pembuatan Gasohol.
1.5Manfaat
Manfaat dalam penulisan makalah ini
adalah:
1.5.1Dapat
menyelesaikan Tugas yang telah diberikan oleh ibu dosen bidang studi Kimia
Organik,
1.5.2Sebagai
media pengembangan keterampilan dalam membuat makalah,
1.5.3Dapat
dijadikan sebagai pengalaman bagi penulis.
1.6Landasan Teori
Gasohol yang merupakan singkatan dari gasoline
(bensin) plus alkohol (bioetanol) adalah campuran antara bioetanol kering atau
absolute (kadar etanol >99,5%) terdenaturasi dan bensin dapat langsung
digunakan pada mesin mobil atau motor tanpa perlu memodifikasi mesin. Gasolin
atau bensin adalah salah satu jenis bahan bakar minyak yang dimaksudkan untuk
kendaraan bermoto roda dua, tiga, atau empat. Dewasa ini, tersedia 3 jenis
bensin, yaitu premium, petamax, dan pertamax plus. Ketiganya mempunyai mutu
atau peformance yang berbeda. Adapun mutu bahan bakar bensin dikaitkan dengan
jumlah ketukan (knocking) yang ditimbulkannya dan dinyatakn dengan nilai oktan.
Semakin sedikit ketukannya, semakin baik mutunya, dan semakin tinggi nilai
oktannya.
Ketukan adalah suatu perilaku yang kurang baik dari
bahan baka, yaiu pembakaran menjadi terlalu dini sebelum piston berada pada
posisi yang tepat. Ketukan menyebabkan mesin menggelitik, mengurangi efisiensi
bahan bakar dan dapat merusak mesin. Untuk menentukan nilai oktan, dietapkan
dua jenis senyawa sebagai pembanding yaitu ”isooktana” dan n-hepatana. Kedua
senyawa ini adalah dua diantara banyak macam senyawa yang tedapat dalam bensin.
Isooktana menghasilkan ketukan palin sedikit dan dibei nilai oktan 100.
sedangkan n-heptana menyebabkan keukan paling banyak. Pertamax mempunyai nilai
oktan 92, bearti mutu bahan bakar itu setara denagn campuran 92% isooktana dan
8% n-heptana. Premium mempunyai nilai oktan 88. sedangakan pertamax plus
mempunyai nilai 94. Bilangan oktan bensin dapat juga ditingkatkan dengan cara
menambah zat aditif antiketukan, seperti TEL, MTBE, dan etanol.
a.Tetraethyl lead (TEL)
Salah
satu anti ketukan yang hingga kini masih digunakan di negara kita adalah Tetraethyl
lead (lead = timbel atau timah hitam) yang rurmus kimianya Pb(C2H5)4.
Untuk mengubah Pb dari bentuk padat menjadi gas, pada bensin yang mengandung
TEL ditambahkan zat aditif lain, yaitu etilen bromide (C2H2Br).
Penambahan 2 – 3 mL zat ini ke dalam 1 galon bensin dapat menaikkan nilai oktan
sebesar 15 poin. Untuk mengubah Pb
dari bentuk padat menjadi gas pada bensin yang mengandung TEL dibutuhkan etilen
bromida (C2H5Br). Celakanya, lapisan tipis timbal terbentuk
pada atmosfer dan membahayakan makhluk hidup, termasuk manusia.
b.Methyl Tertier Butyl Ether (MTBE)
Methyl
Tertier Butyl Ether (MTBE) Senyawa MTBE memiliki bilangan oktan 118. Senyawa
MTBE ini lebih aman dibandingkan TEL karena tidak mengandung logam timbel.
Selain dapat meningkatkan bilangan oktan, MTBE juga dapat menambahkan oksigen
pada campuran gas di dalam mesin, sehingga akan mengurangi pembakaran tidak
sempurna bensin yang menghasilkan gas CO.
Belakangan diketahui bahwa MTBE ini juga berbahaya bagi lingkungan karena
mempunyai sifat karsinogenik dan mudah bercampur
dengan air, sehingga jika terjadi kebocoran pada tempat-tempat penampungan
bensin (misalnya di pompa bensin) MTBE masuk ke air
tanah bisa mencemari sumur dan sumber-sumber air minum lainnya.
c.Etanol merupakan salah satu hasil
fermentasi alkohol. Fermentasi merupakan proses perubahan karbohidrat/sakarida
menjadi etanol dengan bantuan enzim yang terdapat dalam ragi (zymase)
secara anaerob. Etanol bersifat mudah terbakar sehingga
dapat dijadikan bahan bakar. Bio-etanol merupakan salah satu jenis
biofuel (bahan bakar cair dari pengolahan tumbuhan atau sering disebuy Bahan
Bakar Nabati) di samping Biodiesel. Bahan baku bio-etanol yang dapat digunakan
antara lain ubi kayu, tebu, sagu, jagung dll.
BAB II
PEMBAHASAN
Berdasarkan landasan teori kita telah mengetahui
bahwa Gasohol merupakan campuran dari Bioetanol dan Gasoline atau bensin. Maka
pada pembahasan ini akan disajikan cara pembuatan bioetanol dan gasoline. Etanol
absolut memiliki angka oktan 117, sedangkan Premium hanya 87-88. Gasohol E-10
secara proporsional memiliki bilangan oktan 92 atau setara dengan Pertamax.
Pada komposisi ini bioetanol dikenal sebagai octan enhancer (aditif) yang
paling ramah lingkungan dan di negara-negara maju telah menggeser penggunaan
Tetra Ethyl Lead (TEL) maupun Metil Tersier Butil Eter (MTBE). Bioetanol
bersifat multi-guna karena dicampur dengan bensin pada komposisi berapapun
memberikan dampak yang positif. Pencampuran bioetanol absolut sebanyak 10%
dengan bensin (90%) disebut Gasohol E-10. Dan pencampuran bioetanol absolute
sebanyak 20% dengan bensin (80%) disebut Gasohol E-20. Hasil pengujian kinerja
mesin bensin menggunakan Gasohol adalah:
·Gasohol
E-10 dan E-20 menunjukkan kinerja mesin yang lebih baik dari Premium dan setara
dengan Pertamax,
·Bio-Premium
terdiri dari 97% Premium dan 3% biotanol murni, dan
·Bio-Pertamax
terdiri dari 97% Pertamax dan 3% bioetanol murni.
2.1Proses Pembuatan Bio-Etanol
Secara umum, proses pengolahan bahan berpati seperti umbi
kayu, jagung dan sagu untuk menghasilkan bio-etanol dilakukan dengan proses
urutan. Pertama adalah proses hidrolisis, yakni proses konversi pati menjadi
glukosa. Prinsip dari hidrolisis pati pada dasarnya adalah pemutusan rantai
polimer pati menjadi unit-unit dekstrosa (C6H12O6).
Pemutusan rantai polimer tersebut dapat dilakukan dengan berbagai metode,
misalnya secara enzimatis, kimiawi ataupun kombinasi keduanya. Hidrolisis
secara enzimatis memiliki perbedaan mendasar dibandingkan hidrolisis secara
kimiawi dan fisik dalam hal spesifitas pemutusan rantai polimer pati.
Hidrolisis secara kimiawi dan fisik akan memutus rantai polimer secara acak,
sedangkan hidrolisis enzimatis akan memutus rantai polimer secara spesifik pada
percabangan tertentu.
Produksi etanol/bio-etanol (alkohol) dengan bahan baku
tanaman yang mengandung pati atau karbohydrat, dilakukan melalui proses
konversi karbohidrat menjadi gula (glukosa) larut air. Konversi bahan baku
tanaman yang mengandung pati atau karbohidrat dan tetes menjadi bio-ethanol.
Glukosa dapat dibuat dari pati-patian, proses pembuatannya dapat dibedakan
berdasarkan zat pembantu yang dipergunakan, yaitu asam hidrolisis dan enzim
hidrolisis. Berdasarkan kedua jenis hidrolisis tersebut, saat ini enzim
hidrolisis lebih banyak dikembangkan, sedangkan asam hidrolisis (misalnya
dengan asam sulfat) kurang dapat berkembang, sehingga proses pembuatan glukosa
dari pati-patian sekarang ini dipergunakan dengan enzim hidrolisis. Dalam
proses konversi karbohidrat menjadi gula (glukosa) larut air dilakukan dengan
penambahan air dan enzim, kemudian dilakukan proses peragian atau fermentasi
gula menjadi ethanol dengan menambahkan yeast atauragi. Reaksi yang terjadi pada proses produksi
etanol/bio-etanol secara sederhana ditujukkan pada reaksi 1 dan 2.
Selain etanol/bio-etanol dapat diproduksi dari bahan baku
tanaman yang mengandung pati atau karbohidrat, juga dapat diproduksi dari bahan
tanaman yang mengandung selulosa, namun dengan adanya lignin mengakibatkan
proses penggulaannya menjadi lebih sulit, sehingga pembuatan etanol/bio-etanol
dari selulosa tidak perlu direkomendasikan. Meskipun teknik produksi etanol/bio-etanol merupakan teknik yang sudah
lama diketahui, namun etanol/bio-etanol untuk bahan bakar kendaraan memerlukan
etanol dengan karakteristik tertentu yang memerlukan teknologi yang relatif
baru di Indonesia antara lain mengenai neraca energi (energy balance) dan
efisiensi produksi, sehingga penelitian lebih
lanjut mengenai teknologi proses produksi etanol masih perlu dilakukan. Secara
singkat teknologi proses produksi etanol/bio-etanol tersebut dapat dibagi dalam
tiga tahap, yaitu gelatinasi, sakarifikasi, dan fermentasi.
2.1.1Proses Gelatinasi
Dalam proses gelatinasi, bahan baku dihancurkan dan dicampur
air sehingga menjadi bubur, yang diperkirakan mengandung pati 27-30%. Kemudian
bubur pati tersebut dimasak atau dipanaskan selama 2 jam sehingga berbentuk
gel. Proses gelatinasi tersebut dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:
a.Bubur pati dipanaskan sampai 130ºC selama 30’ menit,
kemudian didinginkan sampai mencapai temperature 95ºC yang diperkirakan memerlukan waktu sekitar 15menit. Temperatur 95ºC tersebut
dipertahankan selama sekitar 75menit,
sehingga total waktu yang dibutuhkan mencapai 2 jam. Gelatinasi cara pertama
ini disebut juga cara pemanasan bertahap yang mempunyai keuntungan, yaitu pada
suhu 95ºC aktifitas termamil merupakan yang paling tinggi, sehingga
mengakibatkan yeast atau ragi cepat aktif. Pemanasan dengan suhu tinggi (130ºC)
pada cara pertama ini dimaksudkan untuk memecah granula pati, sehingga lebih
mudah terjadi kontak dengan air enzim. Perlakuan pada suhu tinggi tersebut juga
dapat berfungsi untuk sterilisasi bahan, sehingga bahan tersebut tidak mudah
terkontaminasi.
b.Bubur pati ditambah enzim termamil dipanaskan langsung
sampai mencapai temperatur 130ºC selama 2 jam. Gelatinasi cara kedua ini
disebut juga cara pemanasan langsung ( gelatinasi dengan enzim termamil ) pada
temperature 130ºC menghasilkan hasil yang kurang baik, karena mengurangi
aktifitas yeast. Hal tersebut disebabkan gelatinasi dengan enzim pada suhu 130ºC
akan terbentuk tri-phenyl-furane yang mempunyai sifat racun terhadap yeast.
Gelatinasi pada suhu tinggi tersebut juga akan berpengaruh terhadap penurunan
aktifitas termamil, karena
aktifitas termamil akan semakin menurun setelah melewati suhu 95ºC. Selain itu,
tingginya temperature tersebut juga akan mengakibatkan half life dari termamil
semakin pendek, sebagai contoh pada temperature 93ºC, half life dari termamil
adalah 1500 menit, sedangkan pada temperature 107ºC, half life termamil
tersebut adalah 40 menit (Wasito, 1981).Hasil
gelatinasi dari ke dua cara tersebut didinginkan sampai mencapai 55ºC.
2.1.2Proses Fermentasi
Tahap kedua adalah proses fermentasi untuk
mengkonversi glukosa (gula) menjadi etanol dan CO2. Fermentasi
etanol adalah perubahan 1 mol gula menjadi 2 mol etanol dan 2 mol CO2.
Pada proses fermentasi etanol, bakteri akan memetabolisme glukosa dan fruktosa membentuk
asam piruvat melalui tahapan reaksi pada jalur Embden-Meyerhof-Parnas,
sedangkan asam piruvat yang dihasilkan akan didekarboksilasi menjadi asetaldehida
yang kemudian mengalami dehidrogenasi menjadi etanol (Amerine et al., 1987). Bakteri yang sering digunakan dalam
fermentasi alkohol adalah Saccharomyces cerevisiae, karena jenis ini dapat
berproduksi tinggi, toleran terhadap alkohol yang cukup tinggi (12-18%), tahan
terhadap kadar gula yang tinggi dan tetap aktif melakukan fermentasi pada suhu
4-32ºC. Proses fermentasi dimaksudkan untuk mengubah glukosa menjadi bioetanol
(alkohol) dengan menggunakan yeast. Alkohol yang diperoleh dari proses
fermentasi ini, biasanya alkohol dengan kadar 8-10% volume. Sementara itu, bila
fermentasi tersebut digunakan bahan baku gula (molases), proses pembuatan etanol
dapat lebih cepat. Pembuatan etanol dari molases tersebut juga mempunyai
keuntungan lain, yaitu memerlukan bak fermentasi yang lebih kecil. Etanol yang
dihasilkan proses fermentasi tersebut perlu ditingkatkan kualitasnya dengan
membersihkannya dari zat-zat yang tidak diperlukan. Alkohol yang dihasilkan
dari proses fermentasi biasanya masih mengandung gas-gas antara lain CO2
(yang ditimbulkan dari pengubahan glukosa menjadi etanol/ bio-etanol) dan aldehide
yang perlu dibersihkan. Gas CO2 pada hasil fermentasi tersebut
biasanya mencapai 35% volume, sehingga untuk memperoleh etanol/bioetanol yang berkualitas
baik, etanol/bioetanol
tersebut harus dibersihkan dari gas tersebut. Proses pembersihan (washing) CO2
dilakukan dengan menyaring etanol/bioetanol yang terikat oleh CO2,
sehingga dapat diperoleh etanol/bioetanol yang bersih dari gas CO2).
Kadar etanol/bioetanol yang dihasilkan dari proses fermentasi, biasanya hanya
mencapai 8-10% saja, sehingga untuk memperoleh etanol yang berkadar alkohol 95%
diperlukan proses lainnya, yaitu proses distilasi.
2.1.3Proses Distilasi
Terdapat dua tipe proses destilasi yang
banyak diaplikasikan, yaitu continuous-feed distillation column system (tipe distilasi yang berlangsung terus
menerus pada suaatu sistem kolom) dan pot-type distillation system (tipe distilasi yang berlangsung hanya di
satu sistem). Selain tipe tersebut, dikenal juga tipe destilasi vakum yang
menggunakan tekanan rendah dan suhu yang lebih rendah untuk menghasilkan konsentrasi
alkohol yang lebih tinggi. Tekanan yang digunakan untuk destilasi adalah 42
mmHg atau 0.88 psi. Dengan tekanan tersebut, suhu yang digunakan pada bagian
bawah kolom adalah 35°C dan 20°C di bagian atas.
2.2Cara Pembuatan Bio-Etanol
Dalam cara
pembuatan bioetanol ini penulis mengambil sample dari bahan baku singkong. Singkong
dapat diolah menjadi bioetanol,pengganti
premium. Menurut Dr Ir Tatang H Soerawidjaja, dari Teknik Kimia Institut
Teknologi Bandung (ITB), singkong merupakan salah satu sumber pati, dimana pati
merupakan senyawa karbohidrat kompleks. Sebelum difermentasi,pati diubah menjadi glukosa (karbohidrat yang
lebih sederhana). Untuk mengurai pati, perlu bantuan bakteri Aspergillus sp.
Bakteri itu menghasilkan enzim alfamilase
dan gliikoamilase yang berperanmengurai
pati menjadi glukosa atau
gula sederhana. Setelah menjadi gula, kemudian difermentasi menjadi etanol. Berikut
langkah-langkah pembuatan bioetanol berbahan singkong yang berkapasitas 10 liter
per hari.
a.Kupas
125 kg singkong segar. Bersihkan dan cacah berukuran kecil-kecil,
b.Keringkan
singkong yang telah dicacah hingga kadar air maksimal 16% (persis singkong yang
dikeringkan menjadi gaplek). Tujuannya agar lebih awet sehingga produsen dapat
menyimpan sebagai cadangan bahan baku,
c.Masukkan
25 kg gaplek ke dalam tangki stainlessberkapasitas 120 liter, lalu tambahkan air hingga mencapai volume
100 liter. Panaskan gaplek hingga 100ºC selama 0,5 jam. Aduk rebusangaplek sampai menjadi bubur dan mengental,
d.Dinginkan
bubur gaplek, lalu masukkan ke dalam langki sakarifikas (sakarifikasi adalah
proses penguraian pati menjadi glukosa). Setelah dingin, masukkan cendawan Aspergillus
yang akan memecahpati
menjadi glukosa. Untukmenguraikan
100 liter bubur pati singkong perlu 10 liter larutan cendawan Aspergillus atau
10% dari total bubur. Konsentrasi cendawan mencapai 100-juta sel/ml. Sebclum
digunakan, Aspergillus dikuhurkan pada bubur gaplek yang telah dimasak
tadi agar adaptif dengan sifatkimia
bubur gaplek. Cendawan berkembang biak dan bekerja mengurai pati,
e.Dua
jam kemudian, bubur gaplek akan berubah menjadi 2 lapisan: air dan endapan
gula. Aduk kembali pati yang sudah menjadi gula itu, lalu masukkan ke dalam
tangki fermentasi. Namun, sebelum difermentasi pastikan kadar gula larutan pati
maksimal 17—18%. Itu adalah kadar gula maksimum yang disukai bakteri Saccharomyces
unluk hidup dan bekerja mengurai gula menjadi alkohol. Jika kadar gula lebih
tinggi, tambahkan air hingga mencapai kadar yang diinginkan. Bila sebaliknya,
tambahkan larutan gula pasir agar mencapai kadar gula maksimum,
f.Tutup
rapat tangki fermentasi untuk mencegah kontaminasi dan Saccharomyces bekerja
mengurai glukosa lebih optimal. Fermentasi berlangsung anaerob alias tidak
membutuhkan oksigen. Agar fermentasi optimal, jaga suhu pada 28-32ºC dan pH 4,5-5,5,
g.Setelah
2-3 hari, larutan pati akan berubah menjadi 3 lapisan. Lapisan terbawah berupa endapan
protein. Di atasnya air, dan etanol. Hasil fermentasi itu disebut bir yang
mengandung 6-12% etanol,
h.Sedot
larutan etanol dengan selang plastik melalui kertas saring berukuran 1 mikron untuk
menyaring endapan protein,
i.Meski
telah disaring, etanol masih bercampur air. Untuk memisahkannya, lakukan
destilasi atau penyulingan. Yaitu dengan memanaskan campuran air dan etanol
pada suhu 78ºC atau setara titik didih etanol. Pada suhu itu etanol lebih dulu
menguap ketimbang air yang bertitik didih 100°C. Uap etanol dialirkan melalui
pipa yang terendam air sehingga terkondensasi dan kembali menjadi etanol cair,
j.Hasil
penyulingan akan berupa 95% etanol dan tidak dapat larut dalam bensin. Agar
dapat larut, diperlukan etanol berkadar 99% atau disebut etanol kering. Oleh
sebab itu, perlu destilasi absorbent. Etanol 95% itu dipanaskan 100ºC. Pada
suhu itu, etanol dan air akan menguap. Uap keduanya kemudian dilewatkan ke
dalam pipa yang dindingnya berlapis zeolit atau pati. Zeolit akan menyerap
kadar air yang tersisa hingga diperoleh etanol 99% yang siap dicampur dengan
bensin. 10 liter etanol 99%, membutuhkan 120-130 liter bir yang dihasilkan dari
25 kg gaplek.
Sebagaimana disebutkan diatas, untuk memurnikan bioetanol
menjadi berkadar lebih dari 95% agar dapat dipergunakan sebagai bahan bakar,
alkohol hasil fermentasi yang mempunyai kemurnian sekitar 40% tadi harus
melewati proses destilasi untuk memisahkan alkohol dengan air dengan
memperhitungkan perbedaan titik didih kedua bahan tersebut yang kemudian diembunkan
kembali. Untuk memperoleh bio-etanol dengan kemurnian lebih tinggi dari 99,5%
atau yang umum disebut fuel based ethanol, masalah yang timbul adalah sulitnya
memisahkan hidrogen yang terikat dalam struktur kimia alkohol dengan cara
destilasi biasa, oleh karena itu untuk mendapatkan fuel grade ethanol
dilaksanakan pemurnian lebih lanjut dengan cara Azeotropic destilasi.
2.3Proses Pembuatan
Gasoline
Proses pembuatan Gasoline diawali dengan pencarian minyak
bumi, lalu kalau sudah ketemu minyaknya dan isinya cukup banyak, dilanjutkan
dengan pemompaan. Tentunya prosesnya tak hanya dipompa saja, Setelah itu masih
perlu pemisahan dengan air dan kotoran lainnya. Untuk sumur-sumur yang sudah
tua dan hasil minyak sudah menurun, perlu ditambahkan teknologi untuk mengambil
sisa-sisa minyak yang masih terperangkap di batu-batuan. Teknologinya disebut Enhanched Oil Recovery bisa dengan
penambahan uap panas, cairan surfaktan, gas Karbon Dioksida atau bahan kimia
lain. Kemudian minyak bumi diangkut ke pabrik pengolahan minyak bumi (kilang),
disana minyak akan dipisahkan dengan penyulingan I (Distilasi), yang akan
menghasilkan 3 produk yaitu Fraksi LPG I, Fraksi Sedang I, dan Fraksi Berat I.
·Fraksi LPG dari penyulingan I sebagian masuk
reaktor Isomerisasi menjadi Bensin, sebagian lagi masuk ke reaktor Reforming
menjadi bensin dan kondensat.
·Fraksi sedang I masuk reaktor hydroteating
menjadi minyak tanah, avtur dan minyak diesel/solar.
·Lalu Fraksi berat I masuk Alat
Penyulingan/Distilasi II menghasilkan Fraksi LPG II, Fraksi Sedang II, dan
Fraksi Berat II. Fraksi LPG II inilah yang banyak kita pakai untuk masak di
dapur sekarang ini.
·Fraksi sedang 2 sebagian masuk reaktor
Hidrocracking kemudian menghasilkan minyak tanah, avtur dan minyak
diesel/solar.
·Fraksi Berat 2 kemudian masuk proses Coking yang
menghasilkan dua produk yaitu aspal dan petroleum Coke (petcoke/kokas). Kokas
ini juga bisa sebagai bahan bakar padat seperti batu bara.
Fraksi
Ukuran Molekul
Titik Didih (oC)
Kegunaan
Gas
C1 – C5
-160 – 30
Bahan bakar (LPG), sumber hidrogen
Petoleum eter
C5 – C7
30 – 90
Pelarut, binatu kimia (dry cleaning)
Bensin (gasoline)
C5 – C12
30 – 200
Bahan bakar motor
Kerosin, minyak diesel/solar
C12 - C18
180 – 400
Baha bakar mesin diesel, bahan bakar industi,
untuk cracking
Minyak pelumas
C16 ke atas
>350
Pelumas
Parafin
C20 ke atas
Zat padat dengan titik cai rendah
Lilin dan lain-lain
Aspal
C25 ke atas
Residu
Baha bakar dan untuk pelapis jalan raya
Berdasarkan
table di atas, maka kita dapat mengetahui bahwa Gasoline dihasilkan pada suhu
30-200ºC dan mempunyai ikatan karbon C5-C12.
2.4Proses Blending untuk
Mendapatkan Gasohol
Setelah melalui beberapa proses, Bioetanol dan Gasolin siap
untuk diblending untuk menjadikannya Gasohol. Proses ini merupakan proses pencampuran
Bioetanol dan Gasolin yang dirumuskan dalam prosentase volume. Contohnya:
a.Gasohol E-10, didapatkan dari hasil blending antara 10%
bioetanol dan 90% gasoline,
b.Gasohol E-20, didapatkan dari hasil blending antara 20%
bioetanol dan 80% gasoline.
Gasoline yang didapatkan ini dapat langsung digunakan pada
mesin berbahan bakar bensin tanpa harus memodifikasi ulang kendaraan tersebut.
2.5Manfaat Penggunaan
Gasohol
Dalam penggunaan Gasohol terdapat banyak manfaat. Selain
untuk mesin juga untuk lingkungan. Diantaranya:
a.Gasohol E-10 secara proporsional memiliki bilangan
oktan 92 atau setara dengan Pertamax,
b.Gasohol
E-10 dan E-20 menunjukkan kinerja mesin yang lebih baik dari Premium dan setara
dengan Pertamax,
c.Karena Gasohol tidak mengandung unsur-unsur yang
berbahaya, maka Gasohol tidak mencemari udara.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan
uraian dari Bab I dan Bab II, penulis dapat menyimpulkan beberapa hal, di
antaranya:
a.Gasohol adalah campuran antara bioetanol kering atau
absolute (kadar etanol >99,5%) terdenaturasi dan bensin dapat langsung
digunakan pada mesin mobil atau motor tanpa perlu memodifikasi mesin,
b.Proses pembuatan Gasohol adalah melalui proses Blending
antara Bioetanol (alkohol) dengan Gasolin (bensin) dalam prosentase volume,
c.Proses pembuatan bio-etanol adalah proses gelatinasi,
fermentasi, dan distilasi,
d.Pembuatan bio-etanol dapat menggunakan berbagai macam
pati-patian atau tumbuhan yang menghasilkan karbohidrat tinggi,
e.Manfaat penggunaan gasohol adalah:
·Gasohol E-10 secara proporsional memiliki
bilangan oktan 92 atau setara dengan Pertamax,
·Gasohol E-10 dan E-20 menunjukkan kinerja mesin
yang lebih baik dari Premium dan setara dengan Pertamax,
·Tidak
mencemari lingkungan.
3.2Saran
Setelah Makalah ini selesai dibuat, penulis berharap
agar pada pembaca senantiasa berpikir kritis terhadap bahan bakar yang tidak
mencemari lingkungan dan berusaha untuk meningkatkan dan menambah pengetahuan
tentang pembuatan teknologi yang dapat bermanfaat untuk masyarakat banyak namun
tidak merugikan lingkungan. Selain itu, penulis berharap agar setelah pembaca
membaca makalah ini pembaca dapat terus menambah ilmu pengetahuan tentang tema
yang serupa agar dapat membuat suatu kesimpulan yang lebih akurat lagi.
Makalah yang membahas tentang Gasohol ini masih jauh
dari kesempurnaan. Namun penulis berharap agar data-data tersebut bisa
dipergunakan dengan baik bagi yang membutuhkan. Apabila terdapat kekurangan,
penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi mendapatkan suatu ilmu
pengetahuan yang lebih baik. Demikian kesimpulan atas Makalah yang saya kerjakan,
guna memenuhi Tugas yang diberikan oleh dosen mata pelajaran. Atas segala jenis
kekurangan yang ada saya mohon maaf dan mengharap saran-saran agar terciptanya
suatu pembelajaran yang baik. Terimakasih.
DAFTAR
PUSTAKA
BPPT. 2005. Kajian Lengkap
Prospek Pemanfaatan Biodiesel Dan Bioethanol Pada .SektorTransportasi Di Indonesia. Jakarta: BPPT.
Nasution, A.R, dkk.
2010. Proses Pembuatan BBB Solar Ramah
Lingkungan. Jakarta: LEMIGAS.